Fenomena ramadhan yang umum terjadi dikalangan umat muslim, apalagi mereka yang masih merasa muda adalah bangga dengan "meninggalkan kewajiban berpuasa". Memang ibadah puasa merupakan ibadah pribadi yang hanya orang yang berpuasa dan Tuhannya lah yang tahu, banyak dari kalangan umat yang pura-pura puasa dihadapan orang sekitarnya padahal dia tidak berpuasa. Banyak dalil yang menjelaskan keutamaan puasa, namun pahala puasa itu langsung Tuhan sendiri yang menentukan sehingga tidak sama antara satu orang dengan orang lainnya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Makna ibadah adalah pengakuan seorang hamba kepada Tuhannya dengan melakukan apa yang diwajibkan kepadanya tanpa pamrih, tanpa mengharap imbalan apapun, murni sebuah pengakuan bersih dari keinginan surga atau takut akan neraka. Iman generasi muslim semakin tipis, itulah yang membuat umat muslim begitu mudahnya meninggalkan ibadah, meremehkan kewajiban sholat lima waktu dan puasa ramadhan. Pernah ada kejadian nyata dalam kampus islam pada saat masuk waktu sholat dhuhur pemimpin diskusi berkata "silahkan bagi yang ingin mengerjakan sholat", dan memang hanya beberapa mahasiswa yang berjalan ke masjid kampus untuk menjalankan sholat sedangkan yang lainnya nongkrong di kantin banyak yang bubar entah kemana, padahal dalam diskusi mereka mengupas ayat al-qur'an, berdebat tentang ayat al-qur'an dengan akal mereka.
Umat muslim mungkin mayoritas dalam jumlah namun minoritas dalam pemahaman dan menjalankan ajaran islam, itu sebuah poin besar bagi mereka yang membenci islam untuk memecah belah umat, mengadu domba umat dengan hukum islam itu sendiri.
Mari kita tegakkan ajaran islam dimulai dari diri sendiri, memahami ajaran islam dan menjalankannya, jika iman individu umat islam kuat takkan mudah kita meremahkan ibadah, takkan mudah kita dipecah belah, takkan mudah kita mengkafirkan orang yang tak sependapat dengan kita. Hanya jiwa yang buta yang tak mau mendengar kebenaran dari orang lain.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى
سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ
فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ
أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ
عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ
رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151).Makna ibadah adalah pengakuan seorang hamba kepada Tuhannya dengan melakukan apa yang diwajibkan kepadanya tanpa pamrih, tanpa mengharap imbalan apapun, murni sebuah pengakuan bersih dari keinginan surga atau takut akan neraka. Iman generasi muslim semakin tipis, itulah yang membuat umat muslim begitu mudahnya meninggalkan ibadah, meremehkan kewajiban sholat lima waktu dan puasa ramadhan. Pernah ada kejadian nyata dalam kampus islam pada saat masuk waktu sholat dhuhur pemimpin diskusi berkata "silahkan bagi yang ingin mengerjakan sholat", dan memang hanya beberapa mahasiswa yang berjalan ke masjid kampus untuk menjalankan sholat sedangkan yang lainnya nongkrong di kantin banyak yang bubar entah kemana, padahal dalam diskusi mereka mengupas ayat al-qur'an, berdebat tentang ayat al-qur'an dengan akal mereka.
Umat muslim mungkin mayoritas dalam jumlah namun minoritas dalam pemahaman dan menjalankan ajaran islam, itu sebuah poin besar bagi mereka yang membenci islam untuk memecah belah umat, mengadu domba umat dengan hukum islam itu sendiri.
Mari kita tegakkan ajaran islam dimulai dari diri sendiri, memahami ajaran islam dan menjalankannya, jika iman individu umat islam kuat takkan mudah kita meremahkan ibadah, takkan mudah kita dipecah belah, takkan mudah kita mengkafirkan orang yang tak sependapat dengan kita. Hanya jiwa yang buta yang tak mau mendengar kebenaran dari orang lain.
Comments
Post a Comment