Belakangan ini banyak sekali hal terjadi dikalangan muslim, secara garis besar muslim indonesia dipecah belah menjadi kubu-kubu dan diadu domba menggunakan hukum islam itu sendiri. Perseteruan yang terjadi membuat umat terombang ambing, lalu siapa yang diuntungkan kalau bukan mereka yang membenci islam. Umat muslim disuguhi benda duniawi dipengaruhi "surga" demi menjalankan misi pemecah belahan umat.
Dulu, umat muslim memang mayoritas di indonesia namun seiring berganti generasi pengetahuan tentang agama islam semakin berkurang, mudahnya teknologi informasi membawa dampak positif namun lebih besar dampak negatif yang terserap, generasi muda lebih suka mempelajari islam dari buku terjemahan atau membaca dengan menjelajah internet tanpa tahu dasar-dasar fiqih dalam islam dan apa yang mereka pelajari itulah yang mereka anggap paling benar, berbeda dengan generasi "santri" yang belajar agama islam dari yang paling dasar setingkat demi setingkat dengan bimbingan ustad dan kiyai, referensi kitab-kitab kuno diselaraskan dengan perkembangan zaman membuat pengetahuan santri tidak "memakan mentah-mentah" apa yang terkandung dalam al-qur'an dan hadist.
Ada juga perilaku brutal teroris yang diidentikkan dengan umat muslim, lalu siapa sebenarnya pendiri kelompok teroris benarkah itu muncul dan berasal dari umat muslim?, kami meragukan akan hal itu, karena ajaran islam yang diajarkan ustad dan kiyai tidak pernah seperti itu, dan bahkan ada keterangan dalam islam yang melarang bunuh diri dengan ancaman apapun bentuk bunuh diri adalah neraka, begitu besarnya islam menghargai nyawa. Semua itu sangat bertentangan dengan perilaku teroris. Iming-iming syahid dan surga bukanlah hal sepele yang bisa didapat dengan menghilangkan nyawa orang lain atau mengorbankan diri demi hilangnya nyawa orang lain.
Umat muslim indonesia terlalu rapuh untuk menyaring kebenaran, untuk membedakan mana yang benar dan mana yang "dikatakan benar", dasar fiqih dan tauhid islam tidak menjadi pijakan lagi dalam mengambil keputusan berganti dengan terjemahan mentah al-qur'an dan hadist sedangkan ayat al-qur'an dan hadis ada banyak sekali yang "seolah berlawanan" satu sama lain dan itu membutuhkan kajian yang mendalam dalam memelajari ayat al-qur'an dan hadist, itulah mengapa umat muslim begitu mudah dipecah belah, karena mereka memakan mentah apa yang terkandung dalam al-qur'an dan hadist.
Mari kita pelajari islam dengan lebih bijaksana, teliti dan tahap demi tahap agar kita tahu ajaran islam yang sebenarnya, mari kita bersatu dan saling menghormati sesama umat manusia. Hanya kerasnya hati yang menghalangi kita untuk menjadi lebih baik.
Dulu, umat muslim memang mayoritas di indonesia namun seiring berganti generasi pengetahuan tentang agama islam semakin berkurang, mudahnya teknologi informasi membawa dampak positif namun lebih besar dampak negatif yang terserap, generasi muda lebih suka mempelajari islam dari buku terjemahan atau membaca dengan menjelajah internet tanpa tahu dasar-dasar fiqih dalam islam dan apa yang mereka pelajari itulah yang mereka anggap paling benar, berbeda dengan generasi "santri" yang belajar agama islam dari yang paling dasar setingkat demi setingkat dengan bimbingan ustad dan kiyai, referensi kitab-kitab kuno diselaraskan dengan perkembangan zaman membuat pengetahuan santri tidak "memakan mentah-mentah" apa yang terkandung dalam al-qur'an dan hadist.
Ada juga perilaku brutal teroris yang diidentikkan dengan umat muslim, lalu siapa sebenarnya pendiri kelompok teroris benarkah itu muncul dan berasal dari umat muslim?, kami meragukan akan hal itu, karena ajaran islam yang diajarkan ustad dan kiyai tidak pernah seperti itu, dan bahkan ada keterangan dalam islam yang melarang bunuh diri dengan ancaman apapun bentuk bunuh diri adalah neraka, begitu besarnya islam menghargai nyawa. Semua itu sangat bertentangan dengan perilaku teroris. Iming-iming syahid dan surga bukanlah hal sepele yang bisa didapat dengan menghilangkan nyawa orang lain atau mengorbankan diri demi hilangnya nyawa orang lain.
Umat muslim indonesia terlalu rapuh untuk menyaring kebenaran, untuk membedakan mana yang benar dan mana yang "dikatakan benar", dasar fiqih dan tauhid islam tidak menjadi pijakan lagi dalam mengambil keputusan berganti dengan terjemahan mentah al-qur'an dan hadist sedangkan ayat al-qur'an dan hadis ada banyak sekali yang "seolah berlawanan" satu sama lain dan itu membutuhkan kajian yang mendalam dalam memelajari ayat al-qur'an dan hadist, itulah mengapa umat muslim begitu mudah dipecah belah, karena mereka memakan mentah apa yang terkandung dalam al-qur'an dan hadist.
Mari kita pelajari islam dengan lebih bijaksana, teliti dan tahap demi tahap agar kita tahu ajaran islam yang sebenarnya, mari kita bersatu dan saling menghormati sesama umat manusia. Hanya kerasnya hati yang menghalangi kita untuk menjadi lebih baik.
Comments
Post a Comment